




Hai, saya Ami Raini Putriraya, Program Development Manager Yayasan KEHATI yang tahun ini mendapatkan tugas perjalanan dinas untuk mengikuti Weaving Resilience Global Meeting ke Accra, Ghana, Afrika Barat, pada 8-10 Juli 2025. Kalau mau tahu lebih lanjut tentang kegiatan ini, ikuti perjalanan saya lewat cerita ini yuk!
Sebelumnya, saya ingin menjelaskan lebih dulu tentang Weaving Resilience Initiative. Weaving Resilience merupakan jaringan pusat sumber daya yang didedikasikan untuk mendukung Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) di negara-negara berkembang, atau yang sering disebut dengan Global South. Misinya adalah memperkuat dan menghubungkan OMS dan gerakan-gerakan yang berada di garis depan dalam memperjuangkan keadilan sosial.
Setiap tahun, Weaving Resilience mengadakan pertemuan yang menghadirkan seluruh organisasi penerima hibah dari 12 negara: Indonesia, Brazil, Kolombia, Kostarika, Lebanon, Nigeria, Meksiko, Tanzania, Peru, Kenya, Afrika Selatan, dan Uganda. Saat ini terdapat sembilan (9) pusat sumber daya dan wilayah (resources hub and regions) dengan 34 organisasi penerima hibah.
Untuk pertemuan tahun ini, saya berangkat bersama dua (2) perwakilan organisasi lain yang tergabung dalam Jalin Tenggara atau Weaving Resilience hub di Indonesia: Roemah Inspirit yang diwakili oleh Direktur Eksekutif, Ma Rita Cecilia Kismadi; dan Novi Meyanto sebagai Co-Direktur Yayasan PLUS.
Perjalanan kami dimulai pada 5 Juli 2025 yang penuh tantangan karena perubahan penerbangan di akhir waktu, dari Qatar Airways ke Ethiopian Airlines. Waktu penerbangan juga berubah, dari yang semula berangkat 5 Juli 2025 sore, menjadi 6 Juli 2025 malam.
Penerbangan dari Jakarta ke Accra ditempuh dalam 2 (dua) leg, yaitu Jakarta-Bangkok-Addis Ababa, dan Addis Ababa-Accra. Pesawat berangkat dari Jakarta pukul 20.35 WIB. Bersyukur sekali, perjalanan berjalan lancar dan pesawat kami mendarat di Accra pada 7 Juli 2025 pukul 11.20 siang waktu setempat.
Agenda inti Weaving Resilience dimulai pada keesokan harinya, 8 Juli 2025. Pada pertemuan tahun ini, terdapat 61 orang dari berbagai negara yang ikut hadir. Hari pertama dibuka dengan Sesi I berisi pembukaan dan sambutan dari Ford Foundation dan WACSI sebagai tuan rumah acara. Kegiatan dilanjutkan dengan Sesi II yakni "Reconnecting and Weaving a Shared Story," dan Sesi III "Working in Changing Environment."
Pada hari kedua, 9 Juli 2025, sesi dimulai dengan "Most Impactful Services" bagian pertama. Pada sesi ini, beberapa lembaga peserta mempresentasikan capaian masing-masing melalui metode world cafe. Roemah Inspirit memberikan presentasi di sesi ini. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan "The Ecosystem We Want to Change," dan ditutup dengan presentasi dari PACTO dalam "Our Learning and Evaluation Journey."
Di hari terakhir Weaving Resilience, kegiatan kembali diawali dengan "Most Impactful Services". Yayasan PLUS memberikan presentasi pada “Most Impactful Services" sesi kedua, dan saya memberikan presentasi di sesi ketiga. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan mini workshop "Horizontal Learning – Methods and Tools" dengan metode breakout room yang memiliki empat (4) tema diskusi berbeda. Saya mengikuti breakout room dengan tema pendanaan berkelanjutan.
Dalam kelompok breakout room ini, peserta berdiskusi mengenai tantangan dalam memastikan pendanaan berkelanjutan bagi masing-masing organisasi. Peserta juga membagikan pengalaman dan inovasi dalam penggalangan dana.
Weaving Resilience Global Meeting ditutup dengan "Consolidation and Closing," masing-masing perwakilan dari diskusi breakout room menyampaikan hasil diskusi mereka di depan pleno, diikuti dengan penutupan.
Hasil kegiatan ini juga saya bawa ke Indonesia sebagai bagian dari pembelajaran untuk Ananta Fund dan KEHATI. Kami juga akan merefleksikan kesepakatan yang dicapai di Weaving Resilience Global Meeting Accra dan menindaklanjutinya melalui kerja sama hub Jalin Tenggara dengan Roemah Inspirit dan Yayasan PLUS.
Setelah mengikuti tiga (3) hari diskusi, kami akhirnya kembali ke Jakarta. Penerbangan kembali ditempuh dalam dua (2) leg, yaitu Accra-Addis Ababa, dan Addis Ababa-Bangkok-Jakarta. Pesawat berangkat dari Accra pukul 12.20 waktu setempat dan tiba di Addis Ababa pukul 21.00 waktu setempat. Kemudian leg ke-dua ditempuh dari Addis Ababa pukul 23.55 waktu setempat. Pesawat mendarat di Bandara Internasional Soekarno Hatta pada 12 Juli 2025 pukul 18.00 WIB.








