Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) sering menghadapi berbagai tantangan dalam mendokumentasikan kegiatan di lapangan, mulai dari keterbatasan jumlah staf, peralatan, keterampilan, masalah konektivitas, hingga kesadaran akan pentingnya persetujuan subjek foto saat mengambil konten visual.
Padahal di era digital saat ini, konten visual telah menjadi bahasa universal yang mampu menyampaikan pesan dengan cepat dan efektif, sehingga kemampuan untuk menghasilkan konten visual berkualitas menjadi semakin krusial. Foto tidak hanya berfungsi sebagai dokumentasi internal lembaga yang mengabadikan kegiatan di lapangan, tetapi juga sebagai alat advokasi, promosi di media sosial, dan laporan donor yang menarik.
Memahami pentingnya tantangan ini, Ananta Fund bekerja sama dengan Maverick, salah satu agensi public relations di Indonesia, menyelenggarakan pelatihan bertajuk “Tim Kecil dengan Cerita Besar: Membuat Foto yang Berdampak” bagi perwakilan OMS di Indonesia. Pelatihan yang dilaksanakan secara hybrid pada 10 Desember 2024 ini bertujuan untuk membekali peserta dengan keterampilan dasar pengambilan foto dan cara mengoptimalkan keterbatasan yang ada untuk menciptakan foto yang berdampak.
Iyos Kusuma, Senior Consultant Maverick, hadir sebagai pembicara dan menekankan pentingnya peran foto dalam komunikasi OMS. "Kami melihat pentingnya kesadaran OMS untuk dapat memaksimalkan dampak kegiatan komunikasi mereka melalui foto yang dapat bercerita. Foto tidak hanya membantu OMS menunjukkan bukti atau dampak dari kegiatan mereka, tetapi juga dapat membantu membangun kesadaran, menggugah emosi, bahkan meningkatkan keterlibatan audiens dalam kegiatan organisasi," ujarnya.
Sebelum mengambil konten visual, staf lembaga perlu memahami tujuan yang ingin dicapai agar pengambilan foto bisa efektif dan efisien serta merepresentasikan tujuan lembaga. "Penting bagi staf OMS untuk memahami tujuan atau objektif yang ingin dicapai melalui foto secara jelas. Foto yang estetis belum tentu efektif. Foto yang baik bagi OMS mampu menyampaikan cerita yang dapat mendukung pencapaian objektif tersebut," tambah Iyos.
Dalam pelatihan ini, seluruh peserta diajak berdiskusi dan dapat secara aktif berbagi perspektif mengenai sejumlah foto yang ditampilkan – mulai dari foto yang diambil oleh fotografer profesional hingga foto yang diambil sendiri oleh peserta. Antusiasme mengalir, baik dari mereka yang hadir secara langsung maupun virtual. Semua bisa berkontribusi dalam menjelaskan pandangan mereka tentang foto-foto tersebut. Peserta juga mendapatkan materi dari pembicara untuk mengatasi tantangan yang mereka hadapi di lapangan dalam pengambilan konten visual.
“Terlepas dari keterbatasan peralatan yang dimiliki, kita perlu menyadari bahwa hal yang tidak kalah penting adalah the person behind the gun – or camera. Keterampilan mengambil foto yang baik dan bercerita adalah hal yang perlu dilatih secara konsisten,” lanjut Iyos.
Peserta pelatihan menyambut kegiatan ini dengan positif dan antusias, pelatihan yang dirangkum selama dua jam bahkan dirasa sangat singkat.
“Pelatihan ini memberikan pengalaman yang sangat berharga untuk saya. Pendekatan yang digunakan benar-benar menunjukkan bahwa cerita yang kuat tidak selalu membutuhkan alat yang canggih atau tim besar, tetapi fokus pada kreativitas, perspektif unik, dan kejelian menangkap momen. Dalam waktu singkat, pelatihan ini membuka wawasan baru tentang bagaimana sebuah foto bisa menjadi alat komunikasi yang efektif dan penuh makna,” ujar Franatawirawan dari Yayasan Tambuhak Sinta.
Senada dengan pendapat tersebut, Linda Yuliantini dari Perkumpulan Indonesia Kompeten (IndoCompetence) juga menambahkan, “pelatihan ini memberikan wawasan berharga tentang bagaimana kekuatan visual bisa digunakan untuk menyampaikan cerita yang mendalam meskipun dengan sumber daya yang terbatas. Pelatihan ini sangat bagus dan bermanfaat, dengan pendekatan sederhana namun cukup efektif.”
Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya konten visual, diharapkan para peserta pelatihan dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh untuk menghasilkan konten visual yang berkualitas dan efektif bagi organisasi mereka. Melalui konten visual yang menarik, OMS diharapkan dapat meningkatkan visibilitas, memperkuat advokasi, dan mencapai tujuan organisasi secara lebih efektif.